Keraton Sambaliung ( Berau )

Kamis, 21 Mei 2015

GAMBARAN UMUM

Keraton atau Istana Sambaliung adalah salah satu bukti sejarah keberadaan Kesultanan Sambaliung di daerah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Bangunan keraton yang ada sekarang diperkirakan berdiri sekitar tahun 1881 Masehi. Belum ditemukan keterangan yang jelas mengenai siapa pendiri keraton yang terletak di tepi Sungai Kelay ini. Sejak terakhir ditempati oleh Sultan ke—8, Muhammad Aminuddin (1902-1959), Keraton Sambaliung tidak lagi tempati oleh para keturunan dan kerabat Sultan. Kini, bangunan keraton ini telah beralih fungsi menjadi museum yang dikenal dengan Museum Keraton Sambaliung.
Keraton Sambaliung dengan ciri arsitektur China terdiri dari 12 kamar dan 1 (satu) ruang utama di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat pertemuan. Secara umum, bangunan utama digunakan untuk menggelar upacara adat dan pemberian gelar bangsawan kepada para keturunan Sultan. Selain itu, keraton ini juga memiliki 4 buah taman kecil di mana tiga di antaranya berada di teras depan. Pada bagian tengah, kiri, dan kanan halaman keraton juga terdapat taman yang cukup luas dan tertata rapi. Di depan halaman keraton terdapat gapura dengan hiasan lambang Keraton Kesultanan Sambaliung di atasnya.
Pada masa revolusi fisik atau ketika diperintah oleh Sultan Muhammad Aminuddin, Keraton Sambaliung pernah dua kali terancam untuk dihancurkan. Pertama, Tentara Pendudukan Jepang yang menginvasi Indonesia antara tahun 1942-1945 berusaha menghancurkan bangunan keraton dengan cara membakar menggunakan bensin, namun cara ini gagal. Upaya penghancuran keraton yang kedua terjadi pada 23 April 1945 sekitar pukul 13.00 WITA. Kala itu, Belanda yang datang dengan seragam pasukan sekutu membombardir Keraton Sambaliung namun tidak berhasil.
Sampai saat ini, bangunan Keraton Sambaliung masih berdiri kokoh menghadap ke Sungai Kelay di Kecamatan Sambaliung. Sejak dialihfungsikan menjadi Museum, Keraton Sambaliung sering dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah untuk melihat sejumlah koleksi peninggalan sejarah masa lalu. Untuk menghidupkan kembali dan melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya yang tak ternilai harganya tersebut, keraton ini dipimpin oleh Pemangku Adat Keraton Kesultanan Sambaliung yang kini dijabat oleh Datu Fachruddin bin Sultan Muhammad Aminuddin.
Selain koleksi peninggalan sejarah, Anda juga dapat menyaksikan berbagai kegiatan budaya di Keraton Sambaliung, seperti atraksi kesenian berupa Tari Jepen, Mamanda, dan syair-syair. Pada waktu-waktu tertentu, di tempat ini keluarga keraton juga tak jarang menyelenggarakan pesta budaya, seperti perkawinan yang dihiasi dengan pakaian adat dan pelaminan serba warna kuning. Selain itu, keraton ini juga sering digunakan untuk acara bapallas dalam upacara adat melahirkan serta upacara kematian kerabat sultan

LOKASI                     
Kecamatan Sambaliung ,Berau, Kalimantan Timur
FASILITAS
Keraton Sambaliung dilengkapi berbagai koleksi benda bersejarah peninggalan Kesultanan Sambaliung. Untuk fasilitas umum seperti penginapan, warung makan, dan pusat perbelanjaan dapat Anda temukan di sekitar keraton.
CARA MENUJU KESANA
Keraton Sambaliung cukup mudah diakses dari Kota Tanjung Redeb, Ibukota Kabupaten Berau, karena sudah ada jalan yang menghubungkan keduanya. Anda dapat memanfaatkan kendaraan umum yang ada di Kota Tanjung Redeb dengan tujuan Keraton Sambaliung.

http://www.pariwisatakaltim.com/informasi/keraton-sambaliung

Comments

2 Comments

RSS
  1. Bagaimana gambaran umum museum batiwakkal dengan sejarah didirikannya pasca pengeboman di Keraton gunung tabur yang hancurhat dan terbakar. Karena tidak pernah ada pemaparan yang jelas tentang sejarah berdirinya museum batiwakkal sehingga orang menganggap museum pemda itu sebagai peninggalan kerajaan padahal tidak samasekali.

    BalasHapus
  2. Bagaimana gambaran umum museum batiwakkal dengan sejarah didirikannya pasca pengeboman di Keraton gunung tabur yang hancur dan terbakar. Karena tidak pernah ada pemaparan yang jelas tentang sejarah berdirinya museum batiwakkal sehingga orang menganggap museum pemda itu sebagai peninggalan kerajaan padahal tidak samasekali.

    BalasHapus

Copyright@2015 Borneo East Adventure. Designed by Khulaefi Kelompok 2